Latest Event Updates

12 Tahun setelah Alopecia Areata

Posted on

Tulisan ini berawal karena kekagetanku masih mendapatkan komentar tentang AA di tulisan yang umurnya sudah 10 tahun.

Jujur, aku nggak pernah lagi buka blog ini. Untuk akses nulis kali ini pun harus forgot password dulu. Terakhir posting tulisan di tahun 2015. Sudah 8 tahun. Many things happened.

Alhamdulillah diberi kesehatan sampai sekarang. Alopecia dirambut? Agak bingung sebenarnya apakah yang ada di kepalaku bertahun-tahun ini tergolong kategori AA atau yaudah emang sudah tipis aja. Di area-area tertentu masih jarang-jarang tapi sudah bersyukur sekali masih punya rambut. Resepnya? sudah hampir 2 tahun ini aku stop penggunaan sampo pabrikan dan pakai sampo alami. Bikinnya ribet banget tapi karena terbiasa jadi bisa dinikmati. Cara bikinnya bisa cek disini

Apakah cocok untuk semua orang? Wallahualam. Yang jelas sudah bertahun-tahun aku membatasi konsumsi obat-obatan apapun itu kecuali vitamin D & vitamin K2 MK7. Apa itu? Boleh di browsing ya teman-teman. Tapi yang jelas konsumsi ini atas saran dari dokter akupunturku sekarang yang ada di Alam Sutera, Tangerang Selatan.

Diet konsumsi bahan-bahan sintetik ini sebetulnya baru ketat aku jalankan mulai akhir tahun 2021 dimana setelah menjalani operasi pengangkatan tumor payudara semua alergiku meradang. Akhirnya membuat aku rutin lagi ke dokter akupuntur. Kali ini karena aku pindah rumah ke area Tangerang Selatan, jadi aku cari-cari rekomendasi dokter akupuntur di area Tangerang Selatan dan bertemulah dengan dr. Lay Ni yang berpraktek di klinik Salveo Alam Sutera.

Dari awal konsultasi, beliau menyarankan untuk melakukan beberapa tes darah. Yang pertama tes vitamin D, yang hasilnya dapat di angka 8 (yang normalnya di 30 – 100) defisit banget deh. Akhirnya disarankan terapi minum vitamin D dan vitamin K2 MK7. Yang kedua tes Autoimunne, yang hasilnya Alhamdulillah seluruhnya negatif. Artinya kondisiku saat ini tidak masuk dalam kategori penyakit autoimmune tapi kata dokter dengan seluruh hal-hal yang pernah aku alami selama 12 tahun kebelakang kalau dibiarkan saja dan tidak dijaga maka kedepannya bisa jadi masuk ke kategori apapun itu (Nauzubillahiminzalik). Oiya, dr. Lay Ni ini juga sering membahas tentang autoimmune jadi waktu ketemu dengan beliau rasanya enak banget bisa ngobrol banyak.

Sekarang apakah masih akupuntur? Nggak. Karena aku dari dulu orangnya emang seperti ini.. kalau butuh aja baru cari yg ahli hahaha.. jangan ditiru ya teman-teman.. rutin itu lebih baik. Memang butuh dana lebih tapi kalau bisa kenapa nggak.

Cerita selain itu? Banyak banget. Feel Free buat teman-teman semua yang mau sharing tentang Alopecia Areata dan tanya-tanya apapun untuk singgah ke Instagramku di sini karena aku nggak yakin bakal rutin cek-cek inbox tentang blog ini.

See you on another channel. Bye!

Refleksi

Posted on

Hi… Hallooo… Assalamualaikum… Apa kabar??

 

Sudah lama (well, mungkin terlalu lama) nggak nulis di sini. Melihat tanggal post yang terakhir bulan Maret 2014 dan sekarang sudah Juni 2015.. agak keterlaluan yaa.. tapi masih banyak teman-teman yang merespon atau sharing ditulisan-tulisan terdahulu. Terima Kasih… senang rasanya blog ini bisa sedikit membantu atau paling tidak sedikit memberi pencerahan dan semangat untuk teman-teman semua. Ada banyak juga pertanyaan yang terlewatkan buat aku respon. Mohon maaf ya teman-teman.. mohon pengertiannya.

 

Satu tahun lebih nggak nulis, banyak hal yang sudah terjadi. Menyelesaikan kuliah, menikah, pindah ke ibukota mengikuti suami, cari-cari kerja dan banyak hal yang terjadi.

 

Alhamdulillah.. masih diberikan kesempatan untuk merasakan kebahagian, kesehatan dan pastinya masih punya rambut yang bertengger di kepala meskipun tidak panjang seperti kebanyakan orang dan tidak selebat rambut suamiku sendiri (aku perempuan dan dia laki-laki, bisa paham kan ya?)

 

Alhamdulillah.. masih diberi kesempatan untuk merasakan kepuasan dalam pencapaian kedua kalinya menyelesaikan tugas akhir kuliah meskipun stress, lelah dan mendapati pitak kecil di sana sini yang kembali normal setelah masa-masa penelitian berakhir.

 

Alhamdulillah.. masih diberi kesempatan untuk mengetahui bagaimana rasanya menikah meskipun pada saat acara pernikahan harus menggunakan banyak rambut palsu untuk menutupi tipisnya rambut ini.

 

Alhamdulillah.. masih diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana rasanya tinggal di kota yang asing meskipun jauh dari keluarga dan selama hampir 28 tahun selalu menetap di kota yang sama.

 

Alhamdulillah.. masih diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana susahnya mencari pekerjaan kesana kemari tetapi selalu mendapati ada seseorang yang berada disampingku untuk mensupport apapun yang terjadi.

 

Alhamdulillah.. Alhamdulillah..

 

Kadang kita memang kurang bersyukur atas apa-apa yang telah kita miliki dan apa-apa yang telah kita rasakan karena terlalu terfokus kepada hal-hal yang tidak kita miliki dan yang tidak kita rasakan.

 

Sehat, sakit, bahagia, sedih, puas, kecewa, berhasil, gagal. Kita merasakan itu semua karena kita hidup. Karena kita hiduplah maka kita dapat merasakan itu semua.

 

Selama kita hidup tidak ada kebahagiaan yang sejati, namun tidak ada juga kesedihan yang abadi. So, FIGHTING!! 鈾モ櫏

Hyper-Sensitivitas : Antara Alopecia Areata dan Biduran Akut

Posted on Updated on

Halooo semuaaa…

It’s been a while… Banyak banget cerita yang terjadi selama aku nggak aktif nulis disini…

Selama tiga bulan ini aku sedang bertarung sengit dengan yang namanya biduran akut. Pada posting sebelumnya sudah aku bahas tentang awal biduran atau ruam ini hinggap di tubuhku. Sudah berpuluh-puluh obat yang aku minum buat mengatasinya tapiiiiiiiiiiiii it’s still not working.

Setelah minum obat yang diresepkan sama dokter memang kondisiku jadi membaik. Sudah nggak parah kaya sebelumnya. Tapi setiap hari biduran alias ruam-ruam merah itu selalu datang. Kadang banyak, kadang sedikit. Suka-suka dia deh.. Yang jelas nggak pernah absen sekalipun.

Secara psikologis dari aku yang kaget dan panik, bete dan stress sampe sekarang udah santai dan biasa aja.

Sama dokter beberapa obat sudah dihentikan dan diganti dengan obat antihistamin yang judulnya Aerius aja. Obat ini hanya dikonsumsi kalo gatalnya sudah nggak tertahankan. Which is almost everyday hahahaa… Bosen juga deh minum obat. Menurut pendapat pribadiku obat antihistamin tidak menyembuhkan biduranku ini. Sifatnya hanya menekan rasa gatal disaat itu saja. Besoknya atau pada saat efek obat hilang ya gatal lagi. “Masa tiap hari harus minum obat itu.. Mau sampai kapan?” Itu pertanyaanku…

Akhirnya aku memutuskan untuk menerima dan menikmati rasa gatal sebatas yang bisa dinikmati 馃檪 Contoh yang nggak bisa dinikmati itu adalah kalo gatalnya bikin nggak bisa tidur malam. Baru deh aku minum.

Tapiiiii tetap aja bertanya-tanya sampe kapan harus biduran kaya gini? Bosen banget sumpaaahhh… Dan nggak nyaman juga kalo gatal…

Beberapa tips dokter kaya mandi pake air hangat atau di-uap/di-hairdryer bidurannya udah aku lakuin tapi yaa tetap aja itu nggak menyembuhkan.

Akhirnya waktu antar ibuku ke salah satu klinik akupuntur di Surabaya untuk treatment, iseng-iseng aku memberanikan diri buat tanya sama dokter akupuntur di sana. Aku jelasin kalo aku punya riwayat Alopecia Areata, Eksema dan sudah lebih dari 3 bulan biduran. Aku cerita juga awal mula muncul ruam-ruam dan obat-obatan yang dikasih dokterku terdahulu. Sama seperti kesimpulan dokter kulitku pemberian imboost menyebabkan kondisiku jadi semakin seperti ini. Dan beliau juga bilang kalo aku itu hyper-sensitif. Persis sama diagnosisnya.

Beliau sempat tanya apa aku sudah sempat tes darah. Aku bilang belum. Lalu beliau menjelaskan kalo aku periksa darah kemungkinan besar hasilnya adalah produksi sel darah putihku berlebihan. Hal itu menyebabkan terjadinya hyper-sensitivitas atau hyper-imunitas alias daya tahan tubuh berlebihan.

Akhirnya semenjak itu aku di treatment akupuntur atau tusuk jarum dengan syarat aku harus berolahraga yang dapat mengeluarkan banyak keringat dan energi. Treatment sudah aku lakuin sekitar 8x kalo nggak salah. Dan somehow, rambutku nggak rontok lagi kaya dulu. Super duper amazed!!

Dokter akupuntur itu juga bilang bahwa nantinya aku nggak perlu minum obat lagi asal aku rajin olahraga. Sekarang jadi lumayan rajin dan mendisiplinkan diri untuk olahraga. Baru memulai belajar aerobik (karena bisa mengeluarkan keringat) dan mendisiplinkan diri untuk melakukan latihan Yoga untuk alergi secara teratur sendiri di rumah.

Dari runtutan kejadian ini sedikitnya aku jadi tau apa yang baik dan tidak baik buat tubuhku. Yang nggak baik itu obat-obat penambah daya tahan tubuh. Dan yang baik itu adalah olahraga secara teratur dan mengeluarkan keringat sehat 馃檪

Kesimpulannya adalah Alopecia Areata, Alergi berlebihan, Biduran berkepanjangan berpangkal pada hal yang sama yaitu Hyper-Sensitivitas dan Hyper-Imunitas 馃檪

Hal lain yang aku pelajari adalah bahwa :

Semua hal yang terjadi adalah proses pembelajaran. Dari yang awalnya kita tidak tau akhirnya menjadi tau. Itulah hebatnya pengalaman 馃檪

 

 

2014 : A New Journey

Posted on Updated on

馃檪 Happy New Year 2014!! 馃檪

Posting pertama di tahun 2014 akan berisi cerita awal taon. Taon ini baru berjalan 16 hari tapi sudah punya kesan yang cukup seru. Yaappp… Itulah yang terjadi…

Awal mula sebenarnya dari sekitar pertengahan bulan Desember 2013. Kerasa gatal dan ada ruam merah di leher kayak biduran sehabis pulang dari nikahan teman. Aku kira karena alergi pake kalung meskipun biasanya juga pake kalung dan nggak ada reaksi apa-apa. Akhirnya aku minum obat gatal (antihistamin) dan viola! gatal dan ruam pun hilang.

Beberapa hari setelah itu entah habis apa ruam-ruam merah muncul lagi di daerah dada. Setelah curhat ke orang serumah kita mikir apa jangan-jangan gara-gara sprei kasur kotor. Akhirnya kita ganti deh. Eh ternyata nggak ada perubahan. Ruam-ruamnya semakin melebar areanya yang sebelumnya di bagian dada akhirnya ada sedikit-sedikit di leher, perut dan punggung.

Setelah menyerah berasumsi macam-macam aku memutuskan buat pergi ke dokter kulit. Karena area yang terkena ruam cukup tersembunyi, aku memilih buat pergi ke dokter kulit kelamin perempuan di rumah sakit yang sama tempat aku berobat sebelumnya. Menurut dokter tersebut aku kena alergi tapiiiiiiiii nggak tau alergi apa (dweeenggg!!!). Dibilangnya kemungkinan alergi makanan tapi masalahnya makanan apa? Aku aja gak makan ikan, jarang makan ayam dan daging. Tapi emang suka banget sama sambel so mungkin terasi? Bisa jadi. Akhirnya aku stop makan terasi. Sama dokter aku juga dikasi obat Aerius (antihistamin), Lameson (untuk ruam), imboost (penambah daya tahan tubuh) dan salep untuk oles.

Awal-awal minum obat efeknya oke banget. Gatal dan ruam hilang. Terus pas aku kehabisan obat (karena awal beli setengah resep), gatal sama ruam langsung muncul. Dan munculnya menggila bangeeeetttt… Jauuuhhh lebih parah dari awal ke dokter. Ruamnya sebadan dan sampai muka juga. Duhh rasanya gimanaaa gitu nggak bisa diungkapkan pake kata-kata 馃槮

Akhirnya setelah aku beli obat dan minum lagi kok ya jadi nggak ngaruh sama sekali. Gatelnya sih emang nggak kerasa dan ruam-ruamnya agak memudar tapi besoknya pas bangun tidur muncul lagi.. Gemessss!!

Ngelihat badanku kayak gitu dan obat nggak ngaruh aku dibelikan jamu sama ibuku. Kalo orang jawa bilangnya jamu paitan. Buat gatal-gatal dan rasanya Naudzubillah pait bener. Mana aku nggak pernah minum jamu-jamu model begitu paling pol kunyit asem atau beras kencur yang enak-enak 馃檪 hehe

Sehari akhirnya minum jamu 2x siang sama malem. Eh kok pas tengah malem jadi rasa sesek napas sama badan linu semua kayak orang kelebihan dosis obat itu lho.. Buat napas sakit banget dadanya.. Duhh parah bgt.. Nggak nyangka kalo jamu yang alami herbal (aku nggak minum jamu bubuk pabrik tp jamu herbal rebusan itu) bisa bikin efek samping kayak begitu. Karena nggak bisa tidur dan ngerasa meriang, aku memutuskan buat minum panadol. Lumayan ngebantu juga. Jadi bisa tidur nyenyak.

Besoknya aku stop minum jamu. Balik minum obat lagi tapi ruamnya udah parah sebadan. Jadi obat nggak ada ngaruh apapun.

Desperado bangetttt… Akhirnya Jumat kemaren memutuskan buat kembali ke dokterku tercinta.. Pak dokter yang nanganin Alopeciaku dan udah tau riwayat hidupku (lebay!) haha 馃檪

Si pak dokter sampe kaget ngeliat kondisiku. Ditanya udah berapa lama, aku bilang uda lebih dari 2 minggu. Dia bilang aku kena biduran akut. Ditanya uda ke dokter belom, akhirnya aku ceritain deh semua dari A sampe Z. Trus dia kaget aku dikasih imboost. Dia curiga jangan-jangan obat itu yang bikin kondisiku semakin parah. Pas aku bilang kalo aku cuma minum imboost diawal-awal dan nggak minum lagi dianya lega dan bilang jangan diminum lagi. Trus ditanya aku kena flu apa nggak? Minum obat flu apa nggak? Aku bilang kena flu sih enggak tapi sempet meriang akhirnya minum panadol. Eh pak dokternya makin kaget lagi. Jangan-jangan gara-gara panadol juga. Agak heran sih apa ada yang salah sama imboost atau panadol.

Aku tanya sama pak dokter, aku ini kenapa. Apa karena daya tahan tubuhku ini jelek banget ya sampe sakit-sakitan gini. Udah rambut rontok, kaki bereksim eh sekarang alergi kayak gini. Akhirnya pak dokter menjelaskan, kalo sistem imun alias daya tahan tubuhku ini bagus sekali kalo dipikir-pikir lagi kebelakang emang nggak tau kapan terakhir kali sakit flu, udah lama banget. Nah saking bagusnya daya tahan tubuh ini aku jadi hipersensitif. Sama pak dokter aku disuruh stop makan telor dulu. Dan dikasih beberapa obat (padahal eneg banget minum obat, kantong juga eneg belinya haha :p).

Pak dokter juga sempat bilang kalo pengen aku tes darah, dia mau tau ada apa di darahku ini kok sampe kondisiku kayak gini. Cumaa dia mau liat perkembanganku dulu kaya apa.

Hari ini obat yang diresepkan sama pak dokter bakal habis. So far kondisiku baik-baik aja. Gatal ruamnya hilang. Kemaren muncul sedikit kayaknya gara-gara aku makan telor. Beberapa hari nggak makan telor, Gatal ruamnya nggak muncul sama sekali. But we’ll see.. Bagaimana kondisiku setelah obatnya habis. Pak dokter juga minta laporan tentang itu 馃檪

Well, seperti yang aku bilang di awal tulisan ini.. Awal tahun 2014 yang penuh dengan cerita..

Harapanku di tahun yang baru cukup sederhana yaitu diberikan kesehatan serta keselamatan. Karena tanpa keduanya apapun yang kita lakukan akan terasa kurang sempurna 馃檪

Healthy Life with FOOD COMBINING

Posted on Updated on

Banyaknya teman-teman yang menanyakan mengenai pola hidup sehat yang dapat membantu mengatasi Alopecia yang saya terapkan selama ini membuat saya ingin menulis tentang Food Combining. Tapi karena saya juga masih belajar dan bukan pakar tentang hal ini jadi saya menyadur dari salah satu sumber yang saya dapat di internet.

Buat teman-teman yang mau tau monggo dibaca buat referensi. Syukur-syukur kalo dirasa cocok dan bisa membantu 馃檪

Wied Harry Apriadji, Praktisi Gizi & Kuliner :
Menyusun Menu FOOD COMBINING,

Menu Food Combining pada dasarnya tidak berbeda dengan menu kita sehari-hari. Hanya saja, kita disarankan tidak menyantap nasi bersama lauk-pauk sumber protein (kecuali tempe-tahu). Dalam menu Food Combining, karbohidrat + protein bukanlah kombinasi makanan yang serasi. Kombinasi makanan yang serasi adalah sayuran + karbohidrat dan sayuran + protein.

Menyiapkan menu Food Combining sama saja dengan menu kita sehari-hari. Boleh saja kita menyiapkan masakan campur aduk sayuran dengan bahan hewani, misalnya capcay seafood, asalkan kita memang yakin pada jam makan tersebut tidak menyantap nasi atau sumber lain karbohidrat.

Namun, agar susunan menu bisa fleksibel bagi seluruh anggota keluarga, sayuran seyogianya dimasak terpisah dari bahan hewani. Susunan hidangan seperti ini memudahkan setiap anggota keluarga menentukan kombinasi makanan yang ingin dinikmatinya. Anggota keluarga yang tidak menjalankan pola makan Food Combining bebas memilih kombinasi makanan mana pun yang disukai. Bagi pelaku Food Combining, jika hendak menyantap nasi, berarti pasangannya adalah masakan sayuran dan masakan lain yang bukan hewani/sumber protein (kecuali tempe-tahu).

BUAH : UNTUK SARAPAN DAN KUDAPAN

Begitu bangun tidur, kita perlu minum air hangat yang dibubuhi sedikit air perasan jeruk lemon/nipis. Minuman ini berguna untuk mengaktifkan enzim pencernaan, yang menjadi kurang aktif pada kondisi keasaman terlalu tinggi, akibat lambung beristirahat semalaman. Sekalipun rasanya asam, jeruk nipis merupakan makanan pembentuk basa dalam tubuh.

Menu sarapan bagi pelaku Food Combining adalah buah-buahan. Mengapa? Pada pagi hari tubuh sedang giat melakukan proses pembuangan dan sebaiknya tidak dibebani dengan proses mencerna makanan. Padahal, di lain pihak tubuh butuh asupan energi guna memulai aktivitas harian.

Nah, untuk memenuhi kedua tuntutan tersebut, buah segar merupakan pilihan yang ideal. Selain mudah dicerna, buah-buahan matang mengandung sumber energi (gula buah) yang mudah diserap dan mencukupi sebagai sediaan energi hingga siang hari.

Buah boleh disantap langsung maupun dibuat jus, baik tunggal maupun kombinasi. Bisa buah apapun, kecuali durian dan nangka. Pilih buah matang dan tidak busuk, hindari buah yang masih mentah. Bagi yang sedang menurunkan berat badan sebaiknya membatasi pisang, karena kalorinya lumayan tinggi.

Buah berkadar air tinggi (khususnya famili Cucurbitaceae, seperti semangka, melon, blewah) sebaiknya hanya dikombinasikan dengan sejenisnya, karena sangat mudah dicerna. Misalnya melon dengan semangka.

Untuk membuat jus dari buah bertekstur lembut, seperti pepaya dan mangga, buah boleh diproses menggunakan blender. Namun buah yang teksturnya berserat, seperti nanas, jeruk keprok, apel, sebaiknya diproses menggunakan juicer, agar seratnya tidak mengurangi kenikmatan jus. Buah kaya air, seperti melon atau semangka, boleh diproses menggunakan blender maupun juicer.

Selain dinikmati sebagai jus yang encer, sari buah bisa disajikan berupa smoothie, yang teksturnya hampir menyerupai bubur lembut (creamy). Jika smoothie dicampur dengan yogurt polos, teksturnya akan menjadi lebih encer, dan jadilah lassi. Kedua jenis sari buah pekat ini cocok bagi pemula, karena memberikan rasa kenyang yang mantap.

Namun pelaku Food Combining yang ingin menurunkan berat badan sebaiknya tidak terlalu sering menikmati smoothie maupun lassi. Dibandingkan jus buah, jus pekat ini lebih berkalori. Sekalipun demikian, smoothie maupun lassi merupakan hidangan yang sehat. Cocok juga disantap sebagai kudapan sore.

Smoothie Pisang-Nanas-Stroberi (untuk 2 porsi)
Bekukan 2 buah pisang Cavendish dalam freezer, kupas, potong 3 cm, masukkan ke dalam blender. Tambahkan 6 buah stroberi dan 150 ml jus nanas. Proses hingga lembut. Nikmati segera.
Lassi Mangga-Apel (untuk 2 porsi)
Kupas 1 buah mangga arumanis (400 g), potong dadu. Haluskan dalam blender bersama 50 ml jus apel. Simpan dalam freezer hingga agak beku (20 menit). Selanjutnya, blender bersama 150 ml yogurt polos. Nikmati segera.

Yogurt merupakan produk susu fermentasi menggunakan bakteri alami yang mudah dicerna. Karena sama-sama mudah dicerna, yogurt bisa dikonsumsi bersama buah segar. Ikatan protein susu telah diuraikan oleh bakteri asam laktat menjadi asam-asam amino, sehingga protein susu mudah diserap tubuh.

Buah maupun jus buah sebaiknya tidak dikonsumsi sekaligus banyak. Nikmati sedikit demi sedikit dan perlahan, agar tidak terjadi lonjakan kadar gula darah, yang dapat memicu sakit kepala dan mual. Berhentilah makan buah jika perut sudah cukup kenyang.

Kecuali disantap sebagai menu sarapan, buah boleh dinikmati sepanjang pagi hingga menjelang makan siang. Bahkan, boleh lebih dari satu kali. Namun, 45 menit menjelang makan siang hendaknya tidak makan buah lagi, agar proses pencernaan buah sudah rampung ketika lambung mulai terisi menu makan siang.

Mengudap buah pada sore hari sebaiknya dilakukan setelah proses pencernaan makan siang diperkirakan sudah tuntas. Pencernaan menu makan siang berupa kombinasi sayuran+protein berlangsung 4 jam, sedangkan sayuran+karbohidrat 3 jam. (Patokannya: waktu cerna sayuran 2 jam, karbohidrat 3 jam, protein 4 jam.) Nah, jika kita makan siang pk. 12.00, maka pk. 16.00 (4 sore) merupakan saat yang tepat untuk menikmati kudapan buah.

NASI, SAYUR, DAN LAUK

Sayuran merupakan bagian wajib dari menu makan siang maupun makan malam, masing-masing dikombinasikan dengan sumber karbohidrat dan protein. Apabila menu makan siang berupa kombinasi sayuran+karbohidrat, maka pada saat makan malam berganti dengan kombinasi sayuran+protein. Boleh juga sebaliknya.

Hanya jika terpaksa, menu makan siang dan malam boleh sama-sama berupa kombinasi sayuran+karbohidrat. Namun sebaiknya tidak sering, karena berisiko mengakibatkan defisiensi protein. Sebaliknya, makan siang dan malam tidak boleh berturutan berupa kombinasi sayuran+protein, khususnya protein hewani, sebab mengundang kemungkinan kelebihan asupan protein.

Karena protein merupakan makanan pembentuk asam, kelebihan asupan protein akan meningkatkan kadar keasaman tubuh, khususnya keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis. Gangguan pencernaan, seperti kembung, sakit mag, sembelit, merupakan gejala awal asidosis.

Gejala lain asidosis adalah gangguan di bagian kepala dan pernapasan (sering sakit kepala, sariawan, mudah flu, pilek, batuk, sinusitis, asma) dan gangguan kulit (kulit kusam, jerawat, bisul, eksim). Bisa juga berupa bau badan dan bau napas kurang sedap, keputihan, sering nyeri otot dan persendian, lesu kronis, dan kelebihan berat badan.

Asidosis bisa juga terjadi jika kita mengkonsumsi beragam protein hewani. Karena itu, makan satu jenis saja protein hewani sudah mencukupi. Makan beberapa jenis protein hewani dapat meningkatkan asupan lemak, yang berakibat mengendurkan aktivitas cerna lambung, sehingga fungsi empedu dan pankreas tidak teraktifkan. Padahal, proses pencernaan protein dalam usus halus sangat bergantung pada cairan empedu dan enzim pankreas.

Sebaliknya, protein nabati justru disarankan dikonsumsi lebih dari satu jenis, agar tubuh bisa mendapatkan asupan protein secara optimal. Misalnya tempe dengan kacang merah. Selain terikat oleh serat tanaman, protein nabati memiliki asam amino pembatas. Dengan menggabungkan beberapa jenis protein nabati, asam amino pembatas akan meningkat, sehingga daya serap protein meningkat pula.

Sayuran boleh dikombinasikan dengan karbohidrat maupun protein, karena sayuran dapat menetralkan keasaman tubuh. Sayuran merupakan makanan pembentuk basa, sedangkan karbohidrat dan protein pembentuk asam. Namun, karena sama-sama sebagai pembentuk asam, karbohidrat (nasi) dan protein (daging, ayam, ikan, telur) tidak disarankan dimakan bersamaan, karena dapat meningkatkan keasaman tubuh.

Selain tidak disarankan untuk dikombinasikan, karbohidrat dan protein hendaknya dimasak dengan bahan yang tidak makin memperparah kondisi keasaman tubuh. Karena itu, karbohidrat dan protein sebaiknya tidak diolah bersama bahan asam, seperti cuka atau saus tomat. Spageti saus tomat (bolognese), empek-empek kuah cuko, dan ikan masak acar merupakan contoh makanan tidak serasi.

Gula juga bukan merupakan padanan yang serasi bagi karbohidrat maupun protein. Contohnya roti tabur meises dan bacem ayam. Sebagai ikatan sederhana, gula sangat mudah dicerna. Jika dicampurkan ke dalam karbohidrat maupun protein, proses pencernaan gula dapat terhambat. Kondisi ini merangsang terjadinya fermentasi karbohidrat/protein ketika kombinasi gula-karbohidrat/protein tersebut memasuki usus halus.

FOOD COMBINING ITU MUDAH

Tidak benar isu yang menyebutkan Food Combining itu rumit. Sebaliknya, Food Combining justru mudah diterapkan, bahkan oleh awam gizi sekalipun. Kita tidak direpotkan dengan kerumitan menghitung porsi makan dan jumlah kalori. Soalnya, pola makan Food Combining sudah otomatis cukup kalori, cukup gizi, cukup serat, dan kaya senyawa fitokimiawi non-gizi yang berkhasiat.

Karena tidak perlu repot menghitung asupan kalori, pelaku Food Combining tidak menjadi makhluk asosial. Kita tidak perlu menolak makanan yang ditawarkan, tapi pilihlah kombinasi makanan yang serasi. Cake dan kue kering jelas bukan makanan serasi (kombinasi karbohidrat+gula), tapi kita boleh kok mencomotnya. Dengan syarat, pada kesempatan makan berikutnya kita sudah balik lagi menerapkan pola makan Food Combining.

Menerapkan Food Combining 5 hari dalam seminggu sudah memberikan dampak positif bagi kesehatan. Sementara yang 2 hari sisanya kita cadangkan sebagai hari makan bebas. (Namun jika kita sudah melakukan pola makan Food Combining dan merasakan dampak positifnya, kita justru merasa sayang melewatkan 1 hari saja tanpa Food Combining.)

Food Combining mementingkan penggunaan makanan alami. Pilih makanan alami yang masih komplet mengandung zat makanan (zat gizi maupun zat fitokimiawi non-gizi), yang disebut wholefoods. Seperti buah segar, sayuran segar, beras tumbuk, beras merah, umbi-umbian. Contoh lain, tepung beras merah dan tepung gandum berkulit ari (wholewheatflour), yang sering digunakan sebagai bahan baku pasta. Beras putih slip umumnya tidak lagi alami, akibat proses slip berlebihan, pemucatan, dan fumigasi.

Makanan kalengan, instan, dan olahan bukan lagi makanan yang sempurna secara alami. Boleh saja makanan tersebut diperkaya dengan zat-zat gizi penting, tapi zat fitokimiawi yang semula dimilikinya tentu sulit dipulihkan kembali keutuhannya. Padahal, tubuh kita tidak cuma butuh zat gizi, tapi juga zat fitokimiawi non-gizi, seperti flavonoid, glutation, klorofil, yang juga berfungsi menunjang kesehatan.
Kemungkinan lain, bahan pangan olahan umumnya dibubuhi BTM (bahan tambahan makanan, food additives) sintetis, yang berdampak buruk bagi kesehatan. Selain MSG, BTM sintetis yang sering ditambahkan ke dalam makanan olahan adalah bahan pengawet, bahan pemuai, bahan pengental (emulsifier), bahan pewarna, bahan pemanis, dan lain-lain.

Dalam memasak, sebisa mungkin membatasi penggunaan bumbu masakan sintetis atau yang dibubuhi bahan sintetis, seperti kaldu blok. Kaldu yang sedap dan sehat bisa dibuat sendiri dari sayuran; misalnya. Perbanyak penggunaan bumbu alami. Penggunaan cuka meja atau cuka dapur yang terbuat dari bahan kimiawi sintetis asam asetat sebaiknya diganti dengan air jeruk lemon/nipis.

Satu hal lagi yang ditekankan dalam Food Combining, kegiatan mengunyah makanan hendaknya sudah berakhir pada pk. 19.00. Soalnya, pada pk. 20.00 tubuh sudah mulai mengaktifkan fungsi penyerapan sari makanan. Jika kita makan malam terlambat, berarti tubuh masih harus membagi perhatian antara mencerna makanan dan menyerap sari makanan, maka keduanya justru tidak dapat berjalan efektif. **** (Bersambung)

CONTOH MENU FOOD COMBINING UNTUK 10 HARI

HARI聽

MAKAN SIANG

MAKAN MALAM

1

Nasi路Soto Sayuran (kol,taoge, tahu goreng setengah masak)路Bakwan Jagung Jamur Fillet Dada Ayam Goreng Lapis Panir路Salad Sayuran Saus Thousand Island

2

Gado-Gado Sayuran (campur telur rebus, tahu goreng,tempe goreng)路Kerupuk Udang Nasi路Tumis Bokcoy, Seledri Stik, dan Paprika路Rempah Kelapa Campur Tahu

3

Bubur Manado Tabur Pangsit Goreng (bayam, kangnung, daun melinjo, ubi jalar merah, labu kuning, jagung manis) Ayam Goreng Bumbu Kemiri路Sayur Bening Daun Katuk dan Taoge路Sapo Tahu

4

Urap Aneka Sayuran Daun路Pepes Ikan Nasi路Sayur Asem Campur路Botok Tempe-Tahu

5

Nasi路Sup Sayuran Kacang Merah路Perkedel Kentang Ayam Masak Hoisin路Tahu Cina Kuah Bakso路Ca Sayur Kombinasi

6

Fuyunghay Saus Jeruk Lemon dengan Madu路Capcay Sayuran Nasi Goreng Bumbu Iris Woku (campur sayuran beku: kacang polong, wortel, buncis)路Keripik Tempe

7

Nasi路Balado Terong-Kembang Kol路Tempe goreng Tepung Tabur Wijen Karedok Sayuran Mentah路Keripik Tempe路Satai Udang Pancet Bumbu Pedas

8

Galatin Daging dengan Setup Sayuran Komplet路Rujak India (taoge, mentimun, daun selada, lobak, tahu goreng) Spageti Tumis Bumbu Cabai Rawit (tambah brokoli)路Salad Sayuran Saus Perancis/Vinegraitte

9

Fillet Ikan Bumbu Bali路Lawar Beragam Sayuran路Kerupuk Kembang Tahu Mi Kuah Jamur dan Daun Selada路Salad Sayuran Saus Putih

10

Siomay Kentang (kentang siomay polos, tahu, kol, pare)路Sup Pedas Sayuran路Pangsit Goreng Isi Sayuran Burger Tahu Cina (setangkup tahu goreng oles mayones dengan sisipan daun selada, acar mentimun, chicken patties)路Selada Bangka Sayuran

SARAPAN dan KUDAPAN PAGI: Buah-buahan atau jus buah segar聽

KUDAPAN SORE: Buah-buahan, jus buah segar, atau jus sayuran

http://www.healingalopeciaareata.com/psychiatric-issues-in-dermatology-alopecia-areata/

Taut Posted on Updated on

http://www.healingalopeciaareata.com/psychiatric-issues-in-dermatology-alopecia-areata/

Penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara Alopecia Areata dan Psikologis seseorang cukup besar. Mari kita bersama-sama sedikit mempelajari mengenai hal ini. Siapa tau dapat membuat kita jauh lebih sehat lagi 馃檪

Alopecia Areata Awareness Facebook

Taut Posted on Updated on

Alopecia Areata Awareness Facebook

Hari ini saya lagi iseng buka-buka Facebook dan secara ajaib menemukan sebuah Grup tentang Alopecia Areata. Membuat saya semakin menyadari bahwa banyak penderita Alopecia dan merasakan perasaan, perjuangan dan kondisi yang sama dengan saya atau anda 馃檪

Kita tidak sendiri merasakan dan menjalani ini.

You are not Alone. I have Alopecia too… 馃檪

Cermin

Kutipan Posted on Updated on

Di saat kamu menertawakan orang lain, bercerminlah. Lihatlah ekspresi tawamu. Bukankah kamu terlihat menyedihkan?